Ontel Mania



Bukan Demo,,,
Bukan unjuk rasa,,,
Apalagi Kampanye partai politik jelang pemilu 2009,,,


Sebuah pemandangan unik dan baru pertama kali terlihat di Lapangan Martasura Paringin, terjadi Pada Minggu pagi 22 Februari 2009. kurang lebih 1000 orang bersepeda ngumpul di lapangan Martasura, dan aku berada di antara orang-orang itu (Nah lo ngapain.Yang paling menghebohkan adalah sepeda-sepeda ”Ontel” atau sepeda ”Jengki” atau sepeda ”Unta” masyarakat di kampungku menyebutnya ikut nimbrung di sana. Tidak tanggung-tanggung para Ontel Mania itu datang dari provinsi dan kabupaten tetangga, di antaranya Muara Teweh (Prov. Kalteng), Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara (Saudara Tua), Hulu Sungai Tengah, Tabalong dan tak ketinggalan para ontel mania Balangan yang Jumlahnya semua mencapai 200an ikut meramaikan lapangan.

Bedeway, Minggu pagi itu telah di gelar acara ”Sepeda Santai bareng Ontel Mania” yang di selenggarakan oleh Pemkab Balangan dalam rangka Menyambut Hari jadi kabupaten Balangan yang ke VI April mendatang (Sorry coey,,, tanggalnya aku lupa :)

Parade sepeda santai dan sepeda Ontel ini cukup menyita perhatian masyarakat Balangan dan penguna jalan. Selain penampilan para peserta dengan aneka macam kostum yang mereka pakai, mulai dari baju yang berbau tempoe doeloe gaya Tuan Menir dan Puteri Walanda (Belanda, red), sampai gaya Didi Kempot dengan rambut keriting mekarnya (Ups jadi ngomongin orang, tapi asli heboh banget hehehe,,,). Sepeda yang mereka gunakan pun tergolong tua dan sangat langka.

Dibawah pengawalan aparat, kami bersepeda melintasi 2 kecamatan sekaligus. Start rute perjalanan dari Lapangan Martasura, muter lewat Polres, kantor camat Paringin, terus naik ke Garuda Maharam perumahan Pemkab, istirahat sebentar di sana buat ngisi amunisi (dapat snack maksudnya). Perjalanan belum selesai, setelah dari Garuda Maharam kami melanjutkan petualangan melintasi desa Gunung Pandau masuk jalan tembus menuju desa Muara Pitap dan finish di lapangan depan Kantor camat Paringin Selatan.

Asyik juga yah, ikut sepeda santai bareng Ontel Mania, walaupun medan yang dilewati cukup berat dan penuh tantangan, melelahkan juga, naik- turun gunung, karena topografi wilayah Balangan memang bergunung2. Hingga membuat aku sempat ngos-ngosan juga, karena udah lama ga naik sepeda yang jauh seperti itu.

***
Sepeda Ontel memang unik dan termasuk barang yang langka dan antik. Sekitar dekade 1950-an hingga 1970-an, penampilan seseorang bisa diukur dari sepeda yang mereka naiki. Jika ada yang naik sepeda Ontel merek Rely Gondok dan bertopi garbus ala cowboy, langsung bisa ditebak bila dia berstatus sosial tinggi atau orang kaya.
Dengan bunyi sepeda yang khas, cek…cek…cek, memang lain dengan sepeda biasa. Kerangka sepeda juga memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan sepeda model sekarang. Potongan lebih kukuh, baik sepeda laki-laki maupun wanita. Pada jok tepat duduk menggunakan bahan kulit tebal dan setang melengkung ke belakang. Mereka yang menggunakan sepeda itu untuk zaman sekarang barangkali sama dengan kendaraan roda empat sekelas Suzuki Xenia atau Honda Jazz (hihihi lebayy)



Read More......

Catatan kecil tentang Cinta


Beberapa waktu yang lalu (belum terlalu lama juga seh), di suatu malam sekitar jam 20.00 dimana waktu itu diriku hampir setengah sadar antara berpijak di bumi dan melayang di alam bawah sadar, antara masih setengah tidur setengah terjaga, bahasa jadulnya "merem-merem melek".
Sebenarnya bukan aku banget tidur jam segitu (aku termasuk makhluk nocturnal juga hehehe,,,), cuma karena cape banget cos sudah beberapa hari ada pelatihan di kantor, ditambah malam sebelumnya terpaksa begadang en nginap di kantor, ada pelatihan Bintalsik.

Begini ceritanya,,

Saat tubuh ringkihku sudah melesak menyatu dengan kasur yang sudah tidak empuk lagi (hihihi,,, lebayy :)), masuklah sms di hp boengasku dari seorang akhwat. Sebelumnya perlu diketahui akhwat ini temanku sejak kuliah dulu, satu angkatan. Dia sahabatku, saudariku, partner dakwahku, satu di antara ”keluarga” kecilku. kami bersama dalam mengkaji islam, memperbaiki diri, dia akhwat yang melankolis banget.

Setelah lulus kuliah kami memang sudah jarang berhubungan intim, jarak yang lumayan jauh telah memisahkan kami. Komunikasi hanya berlanjut via sms en telpon-telponan, namun sinyal hati kami berdua sangatlah kuat, melebihi sinyal telkomsel dan indosat (ups, jadi nyebut merek neh,, hehehe). sayangnya kami ga bisa berchatting ria cos di kampungnya sekarang belum ada warnet.

Singkat kata singkat cerita, malam itu dia ngirim sms ke aku yang isinya
”Dan nafas cintanya meniup kuncupku mekar jadi bunga. Ukh,,, galau itu hadir lagi, menyesakkan, mengalirkan air mata. Ia datang dengan tiba-tiba, mengalir lembut tanpa mampu dicegah. Sungguh... aku ingin ia tetap ingin menjadi rahasia, namun sesak itu menyiksa”

Sempat kaget juga setelah membaca sms itu, terbayang masa-masa kuliah dulu. Dan, ahh,, ternyata temanku yang satu ini masih memendam rindu, menyimpan cinta, menaruh satu harapan pada seorang ikhwan dari masa kuliah sampai sekarang ini. Cinta sebelum waktunya.
Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa ku pencet tuts di hp untuk membalas smsnya ”jangan biarkan bunga mekar sebelum waktunya, karena akan ada bagian bunga yang bakal tumbuh tak sempurna. Begitu juga halnya cinta, jangan biarkan ia bersemi sebelum waktunya...sakit...”

Kupikir setelah sms terkirim, perbincangan kami sudah berakhir malam itu, ternyata tidak, dia merespon balik smsku
”Ukh, saya harus bagaimana... kuncup itu sudah mekar dan tak mungkin kembali seperti semula...sakit, memang!! Harusnya sejak awal ia tumbuh tetap menjadi rahasia, tak seorangpun mengetahuinya, hingga tak ada pupuk yang menyebabkannya tumbuh subur dan bersemi sebelum waktunya”.

Kukirimkan lagi pesan cinta untuknya, dan kali ini agak tegas
”Yaudah sekarang saatnya anti membonsaikan pohon cinta anti, pangkas akarnya, jangan biarkan dia tumbuh besar dan mekar. Coba sekarang anti bayangkan klo suatu saat anti menikah dengan orang lain, trus dia pulang dalam keadaan lelah karena mencari maisyah untuk anti dan keluarga, namun ternyata sebenarnya cinta pertama anti bukanlah untuk dia, apakah anti tidak kasihan dengan dia??... Klopun nantinya anti nikah dengan orang yang anti inginkan. tidak menutup kemungkinan juga bisa menghadirkan kekecewaan karena setelah bersamanya, yang anti harapkan dan impikan ternyata beda”

***

Walhasil,,, kesimpulan
Dari kisah di atas, dapat kita tarik benang ijonya (yuk rame-rame bikin jahitan hehehe). Ternyata yang namanya VMJ (virus merah jambu, red) tidak hanya menjangkiti orang ammah, tapi juga menyerang ganas para aktivis dakwah.
Mungkin kita bisa berdalih, siapa seh yang bisa memutuskan kapan cinta harus hadir dan kepada siapa cinta harus tumbuh?
Tak ada memang! Sebab cinta adalah anugerah, cinta itu fitrah. RahasiaNya yang unik dan barangkali tak selalu bisa diuraikan, cinta tak terdefinisikan. Sungguh adalah fitrah jika manusia ingin dicintai dan mencintai, cinta itu adalah anugerah yang terindah dariNya, cinta itu adalah cinta.
But galz, cinta juga bisa ditanam, bisa dipupuk, en bisa tumbuh subur dalam hati kita, cinta juga bisa diundang.. Siapa yang melakukannya?
Ya! Kita!! kita-lah yang merawat bunga cinta itu hingga semakin bersemi dengan indahnya. Kita membiarkan namanya mengisi relung-relung hati kita, senang mendengar namanya disebut, senang memupuk rindu, memikirkannya, mendambanya, dan berharap dia datang menyambut cintamu (so sweet..!! ehm,,ehm nyadar non nyadar belum waktunya kalee).

So, akhirul kalam, bagi yang telah terlanjur jatuh cinta sebelum waktunya, mungkin sekarang saatnya untuk kita menitipkan cinta pada Allah, Sang pemilik cinta... yang menggenggam cinta.
“Masih banyak agenda dakwah yang menuntut peran nyata kita”


Dalam hati ini
Bergejolak hasrat jiwaku menggebu
Ingin kuluahkan
Namun ku takut
Allahkan murka kepadaku

Hasrat jiwa itu
Kuingin agar diri ini engkau cintai
Namun yang kutakut
Allah pupuskan cintaNya kepadaku... (Dawai hati 2)



N/b: tiada maksud untuk menyentil seseorang apalagi mengghibah, sekedar sebuah cerita untuk direnungkan, terutama diriku pribadi.

Read More......

Aku bahagia, karena dia bahagia


Hari ini aku sangat-sangat bahagia karena temanku bahagia,,

Alkisah. bermula ketika aku datang ke kantor habis balik dari apel bersama di Pemkab Balangan pagi Senin. Ketika itu aku baru saja naruh tas di atas meja, tiba-tiba teman kantor *cwo* menghampiri nyerahin sebuah undangan berwarna coklat
Sambil senyum dia bilang “titipan undangan orang buat kamu”

I wow kaget juga seh, kok ada yang ngasih undangan, dititipin ma teman kantor lagi. Padahalkan aku ga banyak teman di sini (maklum sekarang aku belum ngetop di Balangan, dibandingin waktu di bejeem dulu sama ga ngetop juga. Hehehe,,, nah loh apa coba). Trus juga klo dikolerasikan ma bulan Shafar, kok ada yang mo kawinan seh di bulan shafar.
“Jar urang tuha bahari, jangan bakawenan dibulan sapar, pamali, bulan panas” (hihihi,, yang ini jangan dipercaya, 100% ga benar, cuma mitos belum ada riset yang membuktikan, ga ada hubungannya kali ye).

Kembali ke kisah tadi :)


Ku balik nanya ke dia “undangan siapa?”
“baca aja sendiri”, katanya sambil berlalu pergi

Perlahan kubuka undangan berwarna coklat itu, kata perkata kubaca isinya dan,,
Terpampang sebuah nama yang tidak asing lagi bagiku “bla bla bla”

(nama disamarkan, takut akan disalahgunakan oleh orang2 yang tak bertanggung jawab !!!:)
Aku sempat terpaku sebentar, benar ga yah ejaannya, itukan nama temanku yang barusan nyerahin undangan tadi.

Wow, wew,, wuihh,,, suit-suit,,,, he he,,,,,

Kantor seketika menjadi heboh dan rame seiring dengan teman-teman yang juga dapat undangan tak berapa lama setelah aku.

Kaget, syok, ga percaya, bingung, dan berbagai macam ekspresi teman-teman tak tergambar saking Surprisenya. Ada yang loncat-loncat, ada yang mukul2 dia, pokoke suasana kantor pagi itu benar-benar berwarna. Dan, aku adalah orang kantor pertama yang mendapat undangan dari dia (kebayangkan betapa mengharu biru perasaanku saat itu hihihi,,). Tapi ada sedih juga, cos dia junior kami dikantor, dan masih ada lima orang senior yang belum nikah (termasuk aku hehehe,,,) artinya dia telah melangkahi kami hiks, hiks.

Tak ada angin tak ada hujan, tak ada kabar burung, tak ada gossip (arti dari digosok makin siip, penting ga seh??!!!) cos dia bukan seleb, ga ada tampang dia mo nikah gitu. Dan yang paling mengagetkan lagi, dia pertama kenal ma calon istrinya di dunia maya, lewat chatting *geleng-geleng*

Begitulah. Yang namanya jodoh sudah sampai, apapun bisa terjadi. Tak kenal waktu, tempat, bahkan usia. Batas waktu penantian dia udah sampai.


Walaupun kita beda keyakinan teman,
kudo’akan moga Tuhan memberikan yang terbaik untuk kalian berdua.
Menjadi keluarga yang berbahagia sampai batas jodohmu dengannya.


” Disetiap udara yang kau hirup, di sana akan kau jumpai Tuhan yang senantiasa mendengar doamu, Tuhan salalu ada untuk hambaNya, bahkan untuk orang yang tak beriman sekalipun”


****

n/b: kapan masa itu tiba untukku,,, moga secepatnya juga jodoh itu datang menjemputku (wkwkakak jadi malu)







Read More......

Momentum, haruskah terlewat begitu saja?

Pagi itu hp ku berdering, sebuah sms masuk, isinya cukup menghenyakkan
“rencana tempat yang akan kita pakai buat acara talk show IC (Iqro Club, red) telah di booking orang lebih dulu”

Antara rasa percaya dan tidak, karena terakhir aku melihat list pemakaian gedung masih kosong untuk tanggal itu. Kami terlambat memesan gedung itu, ternyata satu hari sebelumnya sudah dipesan untuk rapat koperasi pegawai negeri. Sekelebat hasil keputusan rapat, konsep acara, setting tempat yang sudah matang seketika menjadi buram.

Menit terus berjalan siang itu, aku tenggelam dalam rutinitas pekerjaan yang melelahkan, ditambah suasana yang panas menguapkan polemik talk show yang masih dalam rencana untuk sementara.

Tepat jam tiga siang sms masuk dihp boengasku
“RAPAT, habis Ashar di sekre, membahas tempat acara talk show”.

Sepulang dari tempat kerja akupun langsung meluncur ke sekre, sesampai di sana ternyata tidak ada satupun teman-teman seperjuangan kelihatan batang hidungnya *hiks....hiks T-T :(*.


Setelah kuhubungi, ternyata 3 orang panitia masih ikut seminar di aula “Mayang Baurai”, tidak ada konfirmasi pembatalan rapat, padahal hari semakin sore. Bosan menunggu yang lain akhirnya kuputuskan untuk pergi ke warnet, browsing puisi yang akan dibacakan saat talk show nanti. Beberapa menit berselancar di dunia maya akhirnya aku menemukan puisi yang tidak aku ketahui nama penulisnya, puisi “jika aku jatuh cinta”.


Puisi itu berhasil ku donlod, dan di saat ingin mengcopy tuh puisi,,
ASTAGA,,, flasdisk tidak kutemukan dalam tas. Walhasil, kuputuskan untuk pulang ke rumah mengambil flasdisk *merasa rugi klo ga ngopy hasil browsing, padahalkan aku harus bayar tuh warnet hehehe,,,*.

Setengah jam kemudian hpku berdering, icha calling
“assalamu’alaykum,, kami sudah selesai seminarnya, tempat rapat dipindah ke markas aja, lebih dekat dengan tempat seminar, kami segera meluncur ke sana”
Wuihh, IC memang punya markas rahasia selain sekretariat, hanya pengurus inti yang bisa datang ke sana :).

Jam setengah enam sore tepat rapat dimulai, rapat dibuka dengan singkat tanpa tausyiah, ternyata teman-teman sudah melist tempat2 alternatif. Ada 15 tempat yang memungkinkan bisa digunakan. Satu persatu tempat-tempat itu kami analisa, dan hasilnya cukup menyedihkan. 13 tempat tereleminasi, terkait tetek bengek yang menyulitkan, mulai dari masalah perijinan, ruangan yang sempit sampai lokasi yang tidak representatif *ternyata Balangan masih kekurangan gedung besar untuk acara besar*.
”Huuhh”
semua yang hadir rapat menghela nafas berat.
Kami putuskan untuk langsung mensurvei sekaligus membooking tempat yang tersisa, takut tragedi booking tempat terulang lagi. Pilihan jatuh ke aula MIN

Matahari sudah redup tatkala aku bersama 3 temanku langsung meluncur menuju rumah pengelola aula MIN, dan lagi-lagi kekecewaan yang di dapatkan, tak ada satu penghunipun di rumahnya. Kami putuskan untuk menunggu, karena hari itu juga masalah tempat acara harus dipastikan.
Petang terus beranjak, cahaya merah yang bergelayut di atas langit sana perlahan mulai menghilang, di detik-detik terakhir penantian kami, pengelola aula datang.

”Assalamu’alaykum Pa, pian pengelola aula MIN yah?
kami mau menyewa aulanya buat acara bisa ga”
Tembak temanku langsung tanpa basa-basi, setelah bapak itu meletakkan sepeda motornya..

Bapaknya diam sebentar sebelum berkata
“ maaf dek, aula itu sudah tidak disewakan lagi, kurang lebih sudah setahun, karena kondisinya ruangan yang tidak memadai, bocor di mana-mana”

“Hhaahh”
“Ooo”
Ucap kami serentak, tak ada kata-kata selain


”terima kasih pa, kami pamit pulang”

Petang itu, matahari di ufuk barat terus bergerak turun, menyisakan kegelapan di bagian bumi yang ditinggalkan. Segelap hati kami yang pulang dalam diam.


***

Setiap potongan waktu adalah momentum.
Setiap penggal masa adalah kesempatan.
Setiap kesempatan adalah momentum emas.
Dan kami telah melewatkan momentum itu, dengan alasan sibuk rutinitas dan saling mengharap yang lain untuk membooking tempat, akhirnya kami harus membayar mahal semua itu.



Begitulah, karena hidup memang tak mengenal siaran tunda. Apa yang menjadi jatah harinya detik itu, berlaku pula hari itu. Jatah detik sekarang, berlaku pula jam sekarang.

Tidak ada mungkin ditunda sampai esok.


Setiap kali kita melewati sepotong waktu, serentang masa, kita harus mengerti bahwa itu adalah kesempatan yang sangat berharga. Itu adalah momentum yang bisa menghantarkan kita ke hamparan bahagia atau himpitan nestafa. Semua terserah bagaimana kita menjalaninya.

Coz, setiap waktu datang ia meminta haknya, saat itu juga.

***








Read More......

Tentang aku

Rangkaian masa yang tlah terlewat menjadikanku seperti sekarang ini. 26 tahun lalu aku dilahirkan pada waktu yang mungkin belum diharapkan oleh orang tuaku. Yah,,, aku lahir premature disaat mama sedang dalam kondisi kritis di RS gara-gara keracunan obat. Kebaikan Allah yang semena-menalah hingga aku masih berada dunia yang absurd ini. Norhasanah itulah nama yang diberikan orang tuaku,,, aku yakin bukan sekedar nama, ada doa dan harapan yang terlimpah disana, harapan untuk selalu memberikan kebaikan.

Perubahan musim dan iklim yang ekstrim telah membawaku menemui berbagai wilayah dinamika kehidupan, kadang menjadikanku seorang dengan tampilan apa adanya, biasa dan sederhana, namun tak pelak kamuflase dunia telah mengubahku menjadi bunglon di gurun fatamorgana.
Aku seorang yang pleghmatis abis,, bisa rame juga klo teman ngajak rame.

Diblog ini kalian mungkin akan menemukanku dengan wajah penuh cerita-cerita yang berbeda:

Bisa saja hari ini aku seorang muslimah dengan segala kehambaan dan kerinduan dan pengharapan pada sang Rabb dan Rasulullah. Atau malah dengan pedenya menyebut diriku seorang akhwat dengan gaya bahasa kearab-araban pake ana, ente, antum, ukhti, akhi, afwan, jazakillah (hehe,,, bisanya Cuma itu doank J)

Dan, esok hari aku menjadi sosok pecinta yang mencoba merajut sayap-sayap yang patah, terbang sekuat tenaga menembus awan kelam untuk menemui kekasih hati yang jauh di balik bukit.

hingga tak ayal mungkin kemarin aku adalah sang penghujat dengan segala bentuk ketidakpuasan.

Inilah aku…

Aku bukan tipe orang yang mudah berteman dengan kenalan baru,,

Namun bertemanlah denganku, insyaallah kekuranganku akan melengkapi kelebihanmu dan kelebihanku akan menutupi kekuranganmu.

Read More......