Kasidah Rindu

Nafsu terus memberontak
Setan terus menggoda
Dunia terus berhias
Kefanaan terus membayangi fatamorgana kehidupan
Dan, hawa seringkali memenangkan pertempuran

Rindu...
Rindu...
Rindu kalbu
Rindu bertemu denganNya di penghujung malam
Menikmati sejuknya air
Yang perlahan meresap ke dalam pori-pori
Melesak dalam aliran darah
Menghadirkan selaksa ketenangan di tengah nelangsa jiwa


Gembira raga ketika malam menjelma
Saat hidupku akan terasa lezat
Dan mataku menjadi sejuk
Karena munajatku kepada Dzat yang aku cinta
Karena kesendirianku bersamaNya

Rindu...
Rindu...
Rindu dan cinta melebur jadi satu
Keluh kesah tercurah di atas bentangan sajadah
Menepiskan segala gundah gulana
Menghanyutkan duka pada sungai kecil yang mengalir di mataku
Menyelam dalam lautan cintaMu

Kepada siapa aku akan memohon
Jika bukan kepada Allah
Kepada siapa aku akan meminta
Jika bukan kepada pemilik segalanya
Kepada siapa aku akan mencari perlindungan
Jika bukan kepada Allah pemilik langit dan bumi
Yang jika mengatakan tentang sesuatu ”terjadilah”
Maka terjadilah sesuatu itu

Rindu...
Rindu...
Berpadu kalbu yang rindu
Melebur menjadi satu
Ketika Cinta memanggil
Kau begitu dekat
Sedekat matahari dengan angkasa
Sedekat debaran dengan jantung
Sedekat mimpi dengan malam
Sedekat aliran darah dengan nadi
Sedekat pandangan dengan mata
Dan, dijadikan penyejuk mataku di dalam shalat

Read More......

“Sang Legendaris”


Tulisan ini hadir ketika ragaku berada di titik kulminasi terendah, dan separuh jiwaku melayang di ruang tanpa batas.

Satu kebiasaanku saat memeras otak adalah berpikir sambil dengerin musik, pun waktu masih pakai seragam putih biru, abu-abu sampai jaman kuliahan,, saat berjibaku dengan hafalan teori-teori yang ga ada habis-habisnya, earphone akan selalu setia menempel di telingaku :)

Dan malam itu,, ketika aku membuka music room’s di kompiku, jadi teringat beberapa hari yang lalu aku ada pinjam mp3 sama kakak ipar. Awalnya ga ada lagu yang special dalam mp3 itu, cuma buat nambah koleksi di music room’s aja. saat mulai memilah-milah lagu “sang legendaris”, aku mentok pada satu lagu.

Putar sekali,, hhm lagunya biasa aja
Putar kedua kali,, masih belum menemukan lirik yang bermakna
Putar ketiga kali,,, ada sesuatu yang membuat hatiku bergetar, hingga memaksa membuka telinga lebar-lebar (hehehe,, ga segitunya kale)
Putar keempat kali,,, wow subhanallah penuh makna dan pesan tersirat
Putar untuk yang kelima kalinya,,, inspiratif buat bahan tulisan.

Saat dengerin tuh lagu berulang-ulang, inspiratif, liriknya megang banget, jadi merenung mungkin ga yah nanti aku bisa menjadi sosok seperti yang ada di lagu itu.
Setelah dengar tuh sang legendaris ada tekad buat ngurangin hal-hal yang ga bermanfaat, dan berusaha membawa diri menjadi insan yang lebih baik.
Bukankah untuk mendapatkan yang terbaik kita juga harus meberikan yang terbaik. Jadi ingat sama ayat Alqur’an yang artinya
”... dan wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik...” (An Nur 26).

Dan sama Hadist Rasulullah dalam kriteria memilih pasangan hidup yang pointnya
Pertama, kepentingan ekonomi, karena hartanya. Bahwa seorang laki-laki memilih calon istri yang memiliki harta sehingga bisa memberikan berbagai fasilitas kemudahan dalam kehidupan setelah berkekuarga nanti.
Kedua, kepentingan sosial, karena keturunannya. Seorang laki-laki memilih perempuan dari keturunan yang baik-baik, dan memperhatikan kemampuan reproduksi agar kelak bisa memiliki keturunan yang baik pula.
Ketiga, kepentingan fitrah, karena kecantikannya. Seorang laki-laki menikahi perempuan karena faktor kecantikannya, sebagai bagian dari pemenuhan kepentingan fitrah dan penguat kecenderungan dan ketertarikan pada pasangan hidup.
Keeempat, kepentingan agama, karena agamanya. Dengan kepentingan agama ini, seorang laki-laki telah meletakkan pondasi yang kokoh bagi kehidupan keluarga. Itulah sebabnya, Rasulullah menjelaskan ”Pilihlah berdasarkan agamanya agar engkau beruntung”

Tsaaahh,,, kok jadi pindah ngomongin masalah kriteria seh...
Sekedar intermezo aja, insyaallah point satu sampai tiga siapapun termasuk aku bisa masuk nominasinya, Cuma kekawatiran muncul, aku bisa tereleminasi gara-gara tidak terpenuhinya kriteria point keempat, kalo aku tidak mulai membenahi diri dari sekarang.

Btw,, yuks kita sama-sama intip lirik lagu sang legendaris yang telah menginspirasi diriku

Setiap keindahan yang tampak oleh mata
Itulah perhiasan, perhiasan dunia
Namun yang paling indah diantara semua
Hanya istri salehah, istri yang salehah

Setiap keindahan perhiasan dunia
Hanya istri salehah perhiasan terindah

Hanya istri yang beriman bisa dijadikan teman
Dalam tiap kesusahan selalu jadi hiburan
Hanya istri yang salehah yang punya cinta sejati
yang akan tetap setia dari hidup sampai mati bahkan sampai hidup lagi...
(thank’s bang H. Rhoma Irama atas lagu ”Salehah”nya)


Ada iltizam dalam diri untuk berusaha menjadi wanita salehah sang perhiasan dunia, walaupun ada kemungkinan aku tidak mendapatkannya di dunia yang fana ini, karena bukankah jodoh, rezeki dan umur itu adalah misteri, hanya Allah yang Maha tahu. Namun aku masih memiliki haparan untuk bisa menjadi perhiasan di surga kelak yang akan membuat pada bidadari cemburu padaku, insyaallah. Amiin.


Kehidupan ini selalu menyimpan tabir rahasia
Aku tidaklah semulia Khadijah
Tidaklah setaqwa Aisyah
Pun tidaklah setabah Fatimah
Aku hanyalah perempuan akhir zaman
Yang punya cita-cita dan harapan menjadi solehah

Read More......

Walau Tak Teringat Jangan Dilupakan

BLANK,,,

Sudah beberapa malam aku mencoba untuk menulis, tapi hasilnya nihil, otakku lagi stroke untuk merangkai kata menuangkan sejuta makna,, blank,, dan sussaah cari inspirasi. Mencoba menulis en then Ngantuk...

Malam ini
Ditemani lantunan murottal Syeikh Sa’ad Al Ghomidi dan segelas kopi, kupaksa otak kanan mengaduk-aduk cerebrum, bekerawut di otak limbic, mengajak pikiran menggerayangi alam bawah sadar, merayap perlahan pada jaring-jaring neuron.
Dan ups,, akhirnya ketemu juga sama memori yang sudah hampir usang tapi terlalu bermakna untuk di delete.
Memori saat pulkam naik taksi colt bejeem-paringin. Kala itu di kaca belakang mobil yang sudah mulai buram terpampang sebuah tulisan ”walau tak teringat jangan dilupakan”. Iseng aja diriku waktu itu nanya sama abang sopirnya...
”bang, kok tulisannya itu sih, kenapa bukan raja aa neh ato kutunggu jandamu ato yang lainnya yang rada nyeleneh,, hehehe,,, biasanya kan gitu.

Eee, tau ga apa jawab abang sopirnya…”tuh tulisan maknanya dalam ding, tentang shalat. Kebanyakan orang itu karena sibuknya, ga teringat tuh dengan yang namanya shalat, yang ada dipikiran cuma gimana nih hari bisa dapat duit banyak.
Tapi yang hebatnya, kalo udah nyampe waktu shalat mereka jadi ingat kembali.
Jadi, intinya tuh biar tak teringat tapi jangan sampai dilupakan apalagi ditinggalkan.

”Subhanallah,,, ternyata abang sopir bisa filosofi juga” lirihku


***

”walau tak teringat jangan dilupakan”
Ehm,,, sebuah ungkapan sederhana dari seorang abang sopir, namun mempunyai makna yang sangat mendalam tentang ibadah.
Bagaimana dengan kaum yang mengatakan dirinya hebat, terpelajar, gaul dan “paham”, apakah mereka akan mempunyai pikiran yang sama dengan abang sopir mengenai makna ibadah ? Entahlah...

Ada saja sebagian diantara mereka dengan mudahnya melalaikan bahkan meninggalkan panggilan Ilahi dengan alasan ”pakaian gw lagi kotor neh,,,” ato ”ntar di rumah aja tuh, waktu shalat masih panjang” ato ”tanggung neh kerjaan aku tinggal dikit lagi”.
Padahal waktu shalat sudah menyerempet dengan waktu shalat selanjutnya.

Terlalu banyak orang yang merasa sok tidak perlu kepada Allah.
Penyakit jiwa terberat orang modern adalah sok tidak perlu kepada Allah. Sok tidak terlalu butuh kepada Allah. Kalkulasi hidupnya kelewat rasional. Kalau lagi susah, baru datang kepada Allah. Itupun dengan kepasrahan yang setengah.
Bahkan ada yang bilang “gw ga perlu shalat, cos shalat hanya sebuah keperluan saat dalam posisi mendesak, bukan sebuah ketundukan. Dan, yang lebih ekstrim lagi ada yang berkata “aku bisa merasa keberadaan tuhan saat dia mengisap asap tembakau, atau saat berada dalam toilet tuk mencari inspirasi, jadi buat apa shalat”.
Apakah itu benar?

Meminta kepada Allah adalah keperluan setiap kita. Begitupun, perhatian Allah kepada pentingnya meminta, jauh lebih besar ketimbang perhatian manusia sendiri akan perlunya meminta kepadaNya.
Padahal yang perlu itu kita manusia, sedang Allah tidak memerlukan sesuatu pun dari kita.
Padahal yang punya banyak kekurangan itu kita manusia, sedang Allah Maha sempurna. Padahal yang miskin itu kita manusia, sedang Allah Maha Kaya Raya.
Orang yang lupa kepada Allah, akhirnya juga akan dilupakan oleh Allah.

Totalitas dalam soal ”merasa perlu kepada Allah” sepanjang hidup kita harus terus dibenahi..


Bilakah cinta bersemi di relung jiwamu?
Kepada Allah penggenggam harapan di setiap desah napasmu

Pernahkah terbersit untuk datang padanya
Sampaikan resah yang menghimpit hatimu

Read More......

coey's

Belajar dan mengajar merupakan fragmen yang tak terpisahkan dalam hidup ini. Pun blog ini dibuat dalam rangka proses pembelajaran.