Kasidah Rindu

Nafsu terus memberontak
Setan terus menggoda
Dunia terus berhias
Kefanaan terus membayangi fatamorgana kehidupan
Dan, hawa seringkali memenangkan pertempuran

Rindu...
Rindu...
Rindu kalbu
Rindu bertemu denganNya di penghujung malam
Menikmati sejuknya air
Yang perlahan meresap ke dalam pori-pori
Melesak dalam aliran darah
Menghadirkan selaksa ketenangan di tengah nelangsa jiwa


Gembira raga ketika malam menjelma
Saat hidupku akan terasa lezat
Dan mataku menjadi sejuk
Karena munajatku kepada Dzat yang aku cinta
Karena kesendirianku bersamaNya

Rindu...
Rindu...
Rindu dan cinta melebur jadi satu
Keluh kesah tercurah di atas bentangan sajadah
Menepiskan segala gundah gulana
Menghanyutkan duka pada sungai kecil yang mengalir di mataku
Menyelam dalam lautan cintaMu

Kepada siapa aku akan memohon
Jika bukan kepada Allah
Kepada siapa aku akan meminta
Jika bukan kepada pemilik segalanya
Kepada siapa aku akan mencari perlindungan
Jika bukan kepada Allah pemilik langit dan bumi
Yang jika mengatakan tentang sesuatu ”terjadilah”
Maka terjadilah sesuatu itu

Rindu...
Rindu...
Berpadu kalbu yang rindu
Melebur menjadi satu
Ketika Cinta memanggil
Kau begitu dekat
Sedekat matahari dengan angkasa
Sedekat debaran dengan jantung
Sedekat mimpi dengan malam
Sedekat aliran darah dengan nadi
Sedekat pandangan dengan mata
Dan, dijadikan penyejuk mataku di dalam shalat

2 komentar:

HE. Benyamine 4 April 2009 pukul 20.05  

Ass.

Rindu ... melepaskan jarak dan waktu, meruntuhkan tembok keakuan, dan meleburkan jiwa dalam kepasrahan.

coey_paringin 4 April 2009 pukul 23.40  

wa'alakumsalam

kerinduan... hadir ketika diri merasa sesak dengan berbagai kesalahan saat berperan di pentas dunia. Saat merasa ketulusan dan keihklasan mulai termanipulasi.

Salam rindu selalu, Pa :)

Posting Komentar


coey's

Belajar dan mengajar merupakan fragmen yang tak terpisahkan dalam hidup ini. Pun blog ini dibuat dalam rangka proses pembelajaran.