Nafsu terus memberontak
Setan terus menggoda
Dunia terus berhias
Kefanaan terus membayangi fatamorgana kehidupan
Dan, hawa seringkali memenangkan pertempuran
Rindu...
Rindu...
Rindu kalbu
Rindu bertemu denganNya di penghujung malam
Menikmati sejuknya air
Yang perlahan meresap ke dalam pori-pori
Melesak dalam aliran darah
Menghadirkan selaksa ketenangan di tengah nelangsa jiwa
Gembira raga ketika malam menjelma
Saat hidupku akan terasa lezat
Dan mataku menjadi sejuk
Karena munajatku kepada Dzat yang aku cinta
Karena kesendirianku bersamaNya
Rindu...
Rindu...
Rindu dan cinta melebur jadi satu
Keluh kesah tercurah di atas bentangan sajadah
Menepiskan segala gundah gulana
Menghanyutkan duka pada sungai kecil yang mengalir di mataku
Menyelam dalam lautan cintaMu
Kepada siapa aku akan memohon
Jika bukan kepada Allah
Kepada siapa aku akan meminta
Jika bukan kepada pemilik segalanya
Kepada siapa aku akan mencari perlindungan
Jika bukan kepada Allah pemilik langit dan bumi
Yang jika mengatakan tentang sesuatu ”terjadilah”
Maka terjadilah sesuatu itu
Rindu...
Rindu...
Berpadu kalbu yang rindu
Melebur menjadi satu
Ketika Cinta memanggil
Kau begitu dekat
Sedekat matahari dengan angkasa
Sedekat debaran dengan jantung
Sedekat mimpi dengan malam
Sedekat aliran darah dengan nadi
Sedekat pandangan dengan mata
Dan, dijadikan penyejuk mataku di dalam shalat
Kasidah Rindu
Diposting oleh
coey_paringin
18 Maret 2009
2 komentar:
Ass.
Rindu ... melepaskan jarak dan waktu, meruntuhkan tembok keakuan, dan meleburkan jiwa dalam kepasrahan.
wa'alakumsalam
kerinduan... hadir ketika diri merasa sesak dengan berbagai kesalahan saat berperan di pentas dunia. Saat merasa ketulusan dan keihklasan mulai termanipulasi.
Salam rindu selalu, Pa :)
Posting Komentar