Walau Tak Teringat Jangan Dilupakan

BLANK,,,

Sudah beberapa malam aku mencoba untuk menulis, tapi hasilnya nihil, otakku lagi stroke untuk merangkai kata menuangkan sejuta makna,, blank,, dan sussaah cari inspirasi. Mencoba menulis en then Ngantuk...

Malam ini
Ditemani lantunan murottal Syeikh Sa’ad Al Ghomidi dan segelas kopi, kupaksa otak kanan mengaduk-aduk cerebrum, bekerawut di otak limbic, mengajak pikiran menggerayangi alam bawah sadar, merayap perlahan pada jaring-jaring neuron.
Dan ups,, akhirnya ketemu juga sama memori yang sudah hampir usang tapi terlalu bermakna untuk di delete.
Memori saat pulkam naik taksi colt bejeem-paringin. Kala itu di kaca belakang mobil yang sudah mulai buram terpampang sebuah tulisan ”walau tak teringat jangan dilupakan”. Iseng aja diriku waktu itu nanya sama abang sopirnya...
”bang, kok tulisannya itu sih, kenapa bukan raja aa neh ato kutunggu jandamu ato yang lainnya yang rada nyeleneh,, hehehe,,, biasanya kan gitu.

Eee, tau ga apa jawab abang sopirnya…”tuh tulisan maknanya dalam ding, tentang shalat. Kebanyakan orang itu karena sibuknya, ga teringat tuh dengan yang namanya shalat, yang ada dipikiran cuma gimana nih hari bisa dapat duit banyak.
Tapi yang hebatnya, kalo udah nyampe waktu shalat mereka jadi ingat kembali.
Jadi, intinya tuh biar tak teringat tapi jangan sampai dilupakan apalagi ditinggalkan.

”Subhanallah,,, ternyata abang sopir bisa filosofi juga” lirihku


***

”walau tak teringat jangan dilupakan”
Ehm,,, sebuah ungkapan sederhana dari seorang abang sopir, namun mempunyai makna yang sangat mendalam tentang ibadah.
Bagaimana dengan kaum yang mengatakan dirinya hebat, terpelajar, gaul dan “paham”, apakah mereka akan mempunyai pikiran yang sama dengan abang sopir mengenai makna ibadah ? Entahlah...

Ada saja sebagian diantara mereka dengan mudahnya melalaikan bahkan meninggalkan panggilan Ilahi dengan alasan ”pakaian gw lagi kotor neh,,,” ato ”ntar di rumah aja tuh, waktu shalat masih panjang” ato ”tanggung neh kerjaan aku tinggal dikit lagi”.
Padahal waktu shalat sudah menyerempet dengan waktu shalat selanjutnya.

Terlalu banyak orang yang merasa sok tidak perlu kepada Allah.
Penyakit jiwa terberat orang modern adalah sok tidak perlu kepada Allah. Sok tidak terlalu butuh kepada Allah. Kalkulasi hidupnya kelewat rasional. Kalau lagi susah, baru datang kepada Allah. Itupun dengan kepasrahan yang setengah.
Bahkan ada yang bilang “gw ga perlu shalat, cos shalat hanya sebuah keperluan saat dalam posisi mendesak, bukan sebuah ketundukan. Dan, yang lebih ekstrim lagi ada yang berkata “aku bisa merasa keberadaan tuhan saat dia mengisap asap tembakau, atau saat berada dalam toilet tuk mencari inspirasi, jadi buat apa shalat”.
Apakah itu benar?

Meminta kepada Allah adalah keperluan setiap kita. Begitupun, perhatian Allah kepada pentingnya meminta, jauh lebih besar ketimbang perhatian manusia sendiri akan perlunya meminta kepadaNya.
Padahal yang perlu itu kita manusia, sedang Allah tidak memerlukan sesuatu pun dari kita.
Padahal yang punya banyak kekurangan itu kita manusia, sedang Allah Maha sempurna. Padahal yang miskin itu kita manusia, sedang Allah Maha Kaya Raya.
Orang yang lupa kepada Allah, akhirnya juga akan dilupakan oleh Allah.

Totalitas dalam soal ”merasa perlu kepada Allah” sepanjang hidup kita harus terus dibenahi..


Bilakah cinta bersemi di relung jiwamu?
Kepada Allah penggenggam harapan di setiap desah napasmu

Pernahkah terbersit untuk datang padanya
Sampaikan resah yang menghimpit hatimu

3 komentar:

Anonim 12 Maret 2009 pukul 11.53  

Ehm... sebuah perenungan panjang dan berkesan coey. Entah berapa banyak orang yang masih memikirkan hal itu.

Anonim 12 Maret 2009 pukul 11.57  

Semoga kita jadi lebih baik dari sebelumnya kehadiran Illa hi Robbi

coey_paringin 13 Maret 2009 pukul 14.49  

pada setiap kehendak kita ada harapan yang tersimpan. pada setiap langkah kaki kita ada keinginan yang terpancang. secara langsung atau tidak langsung, perintah ibadah adalah proses penempaan jiwa dalam menyongsong hari esok untuk menjadi insan yang lebih baik :)

Posting Komentar


coey's

Belajar dan mengajar merupakan fragmen yang tak terpisahkan dalam hidup ini. Pun blog ini dibuat dalam rangka proses pembelajaran.